0

hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/bentuk-bentuk-sosiologi-komunikasi.html

Posted by Unknown on 05.54

bentuk-Bentuk Sosiologi Komunikasi

1. Komunikasi Personal (Personal Communication)

Komunikasi pribadi atau (personal communication) adalah kumunikasi seputar diri sesorang. Baik itu sebagai komunikator atau sebagai komunikan. Dalam tatanan komunikasi ini terdiri dari dua jenis yang terdiri dari, yaitu komunikasi intrapribadi dan komunikasi antar pribadi.

1.1. Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)

Komunikasi intrapribadi (personal comunication) adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Dia berbicara pada dirinya sendiri. Berdialog dengan dirinya sendiri. Bertanya dengan dirinya sendiri. Komunikasi seperti ini tidak salah kalau disebut melamun. Tetapi kalau melamun bisa dalam segala hal. Komuniukasi intrapribadi yaitu pada saat kita berbicara kepada diri kita sendiri, sedang melakukan perenungan, perencanaan, dan penilaian, pada diri kita sendiri yang membentuk landasan-landasan bagi tanggapan, motivasi dan komunikasi kita dengan orang-orang atau fakto-faktor di lingkungan kita.
Ronald L. Aapplbaum, et. Al dalam bukunya ”Fundamental Concept in Human Comunication” mendefinisikan komunikasi intrapribadi :
“Komunikasi yang berlangsung didalam diri kita: ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri kita sendiri dan kegiatan-kegiatan mengamati dan memberikan makna (Intellectual Dan Emosional) kepada lingkungan kita”.
Menurut pengertian diatas, jika mampu menrdialog dengan diri sendiri berarti mampu mengenal diri sendiri. Karena begitu penting mengenal diri sendiri bagi kita, belajar mengenal diri sendiri berarti belajar bagaimana kita berfikir dan berasa dan bagaimana kita mengamati, menginterpretaskan dan mereaksi lingkungan kita.

1.2. Komunikasi antarpersonal (interpersonal communication)

Komunikasi antar pribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya ” The Interpersonal Comunication Book” (Devito. 1989 : 4). Sebagai :
“Komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan peneriamaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa unpan balik seketika”
Dari pengertian diatas bahwa komunuikasi antar pribadi dapat berlasung antar dua orang yang sedang berdua-duaan seperti antara suami dan istri.
Pentingya situasi komunikasi antar pribadi prosenya memungkinkan berlasung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komuniukasi antar pribadi yang menunjukan terjadinya interaksi yang menjadikan fungsi ganda yaitu masing-masing bergatian menjadi pendengar dan pembicara. Disamping itu, nampak terjadinya pengertian bersama (mutual understanding) dan empati yang akibatnya terjadi saling menghargai yang didasarkan bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib, berhak, pantas, dan wajar dihargai dan dihormati oleh manusia.
komunikasi antar pribadi dalam situasi tertentu bisa berbeda. Komunikasi horizontal selalu menimbulkan derajat keakraban yang lebih tinggi ketimbang komunikasi secara vertikal. Komunikasi secara horizontal adalah komunikasi anatar orang-orang yang mempunyai kesamaan dengan apa yang disebut Wilbur Schramm Frame Of Reference (kerangka referensi) atau juga Field Of Experience (bidang pengalaman).
1.2.1. keampuahan komunikasi antarpribadi
Komunikasi anatarpribadi dibilang lebih efektif atau paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan pelaku komunikan karena komunikasi berlasung tatap muka. Jadi ketika komunikan dan anda saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi (persoanal contact) : pribadi anda komunikan anda. Ketika anda menyampaikan pesan anda. Umpan balik berlangsung seketika. Anda mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan menyampaikan umpan balik positif.
1.2.2. Jenis-jenis komunikasi anatarpribadi
Jenis-jenis komunikasi anatarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Komunikasi diadik ( dydic cummunication)
Komunikasi diadik ( dydic cummunication) adalah komunikasi anatar pribadi yang berlangsung antar dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan yang seorang lagi komunikan yang menerima pesan.
2) Komunikasi tradsik (triadic communication)
Komunikasi tradsik (triadic communication) adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jadi misalnya A seorang komunikator pertama-tama menyampaikan pesan kepada B setelah ditanggapi atau dijawab, beralih kepada C, juga secara dialogis.

2. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

2.1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Menurut shaw kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka.
2.1.1. Ceramah (lecture)
Ceramah adalah kelompok berbicara satu arah; pembicara menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan reaksi sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan atau respon.
Ceramah adalah suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu. Dalam setiap ceramah pembicara harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi sehingga ceramah, dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan ceramah harus memperhatikan hal-hal antara lain: suara, intonasi, gaya bahasa, sikap, gerak-gerik, mimik sehingga pendengar dapat tertarik dengan apa yang diungkapkan.
2.1.2. Diskusi panel (panel discussion)
Diskusi panel adalah forum pertukaran pikiran yang dilakukan olehsekelompok orang dihadapan sekelompok hadirin mengenai suatu masalah tertentuyang telah dipersiapkannya.
Diskusi Panel adalah sekelompok individu yang membahas topik tentangkelebihan pada masyarakat atau pendengar diskusi.
Panel mungkin sangat terstruktur atau mungkin saja sangat tidak formal. Suatupanel yang berstruktur mungkin membatasi panjang dan keleluasaan dalammenuturkan kata-kata (sampai pendapat), panel yang tidak formal mungkinmenekankan interaksi spontan yang bebas, para peneliti diharapkan terlebihdahulu memberikan pidato tanpa text dan memiliki pengetahuan / keahliansebagai dasar komentar mereka. Keanggotaan panel biasanya terdiri atas paraahli, orang-orang awam yang tertarik atau gabungan keduanya, tergantung padatopik yang dibahas. Satu kriteria penting diskusi panel yang baik adalah adanyainteraksi antar para peserta diskusi panel.
2.1.3. Simposium (symposium)
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja.
2.1.4. Forum
Forum adalah sebuah tempat dimana orang-orang bisa berkmunikasi secara masal.  Misalkan Anda mendatangi suatu tempat dimana terdapat banyak orang yang tergabung dalam kelompok – kelompok yang sedang mendiskusikan sesuatu sesuai dengan tema mereka tetapi anda bisa bebas pergi kesana kemari ke kelompok yang berbeda- beda untuk nimbrung atau berdiskusi tentang topik yang sedang mereka bicarakan.
2.1.5. Seminar
Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang. Orang yang bertindak sebagai pimpinan atau ketua sidang biasanya seorang guru besar, seorang ahli, ataupun cendekiawan yang mumpuni dalam bidang yang tengah dibahas.

Masalah yang dibahas di dalam suatu seminar dapat mencakup berbagai bidang disiplin ilmu atau berbagai kegiatan di dalam kehidupan masyarakat.
Pelaksanaan persidangan dalam seminar biasanya dipimpin oleh seorang pemandu dan dibantu oleh seorang atau beberapa orang sekretaris.
Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis
Biasanya sebuah seminar berbentuk instruksi akademik, baik di lembaga akademis atau ditawarkan oleh organisasi komersial atau profesional.
2.1.6. Curah saran (brainstorming)
Brainstorming adalah suatu metode untuk menghasilkan ide
gagasan yang banyak mengenai topik tertentu secara kreatif dan efisien.
2.1.7. Dan lain-lain

2.2. Komunikasi kelompok besar (large group communication/public speaking)

Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan di mana prosesnya berlangsung secara linear. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar, ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya. Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dari titik yang satu ke titik yang lain, dari komunikator ke komunikan.

3. Komunikasi Massa (Mass communication)

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan sepintas (khususnya media elektronik). Komunikasi massa ini terdiri atas: jurnalistik, public relation, penerangan, propaganda, agitasi, advertising, public speaking, publicity, pertunjukan, dan komunikasi internasional.

4. Komunikasi Media (Media Communication)

Komunikasi media adalah proses komunikasi yang menggunakan media seperti surat, telepon, pamflet, poster, spanduk, dll.

Artikel bermanfaat lainnya:

  1. Pengertian Sosiologi Komunikasi

  2. Lahirnya Sosiologi Komunikasi (Artikel Lengkap)

  3. Cara Berkomunikasi yang Baik dan Benar

  4. Sosiologi (Artikel Lengkap)


0

hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/bentuk-bentuk-sosiologi-komunikasi.html

Posted by Unknown on 05.54

bentuk-Bentuk Sosiologi Komunikasi

1. Komunikasi Personal (Personal Communication)

Komunikasi pribadi atau (personal communication) adalah kumunikasi seputar diri sesorang. Baik itu sebagai komunikator atau sebagai komunikan. Dalam tatanan komunikasi ini terdiri dari dua jenis yang terdiri dari, yaitu komunikasi intrapribadi dan komunikasi antar pribadi.

1.1. Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)

Komunikasi intrapribadi (personal comunication) adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Dia berbicara pada dirinya sendiri. Berdialog dengan dirinya sendiri. Bertanya dengan dirinya sendiri. Komunikasi seperti ini tidak salah kalau disebut melamun. Tetapi kalau melamun bisa dalam segala hal. Komuniukasi intrapribadi yaitu pada saat kita berbicara kepada diri kita sendiri, sedang melakukan perenungan, perencanaan, dan penilaian, pada diri kita sendiri yang membentuk landasan-landasan bagi tanggapan, motivasi dan komunikasi kita dengan orang-orang atau fakto-faktor di lingkungan kita.
Ronald L. Aapplbaum, et. Al dalam bukunya ”Fundamental Concept in Human Comunication” mendefinisikan komunikasi intrapribadi :
“Komunikasi yang berlangsung didalam diri kita: ia meliputi kegiatan berbicara kepada diri kita sendiri dan kegiatan-kegiatan mengamati dan memberikan makna (Intellectual Dan Emosional) kepada lingkungan kita”.
Menurut pengertian diatas, jika mampu menrdialog dengan diri sendiri berarti mampu mengenal diri sendiri. Karena begitu penting mengenal diri sendiri bagi kita, belajar mengenal diri sendiri berarti belajar bagaimana kita berfikir dan berasa dan bagaimana kita mengamati, menginterpretaskan dan mereaksi lingkungan kita.

1.2. Komunikasi antarpersonal (interpersonal communication)

Komunikasi antar pribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya ” The Interpersonal Comunication Book” (Devito. 1989 : 4). Sebagai :
“Komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan peneriamaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa unpan balik seketika”
Dari pengertian diatas bahwa komunuikasi antar pribadi dapat berlasung antar dua orang yang sedang berdua-duaan seperti antara suami dan istri.
Pentingya situasi komunikasi antar pribadi prosenya memungkinkan berlasung secara dialogis. Dialog adalah bentuk komuniukasi antar pribadi yang menunjukan terjadinya interaksi yang menjadikan fungsi ganda yaitu masing-masing bergatian menjadi pendengar dan pembicara. Disamping itu, nampak terjadinya pengertian bersama (mutual understanding) dan empati yang akibatnya terjadi saling menghargai yang didasarkan bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib, berhak, pantas, dan wajar dihargai dan dihormati oleh manusia.
komunikasi antar pribadi dalam situasi tertentu bisa berbeda. Komunikasi horizontal selalu menimbulkan derajat keakraban yang lebih tinggi ketimbang komunikasi secara vertikal. Komunikasi secara horizontal adalah komunikasi anatar orang-orang yang mempunyai kesamaan dengan apa yang disebut Wilbur Schramm Frame Of Reference (kerangka referensi) atau juga Field Of Experience (bidang pengalaman).
1.2.1. keampuahan komunikasi antarpribadi
Komunikasi anatarpribadi dibilang lebih efektif atau paling ampuh dalam mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan pelaku komunikan karena komunikasi berlasung tatap muka. Jadi ketika komunikan dan anda saling bertatap muka, maka terjadilah kontak pribadi (persoanal contact) : pribadi anda komunikan anda. Ketika anda menyampaikan pesan anda. Umpan balik berlangsung seketika. Anda mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan menyampaikan umpan balik positif.
1.2.2. Jenis-jenis komunikasi anatarpribadi
Jenis-jenis komunikasi anatarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Komunikasi diadik ( dydic cummunication)
Komunikasi diadik ( dydic cummunication) adalah komunikasi anatar pribadi yang berlangsung antar dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan yang seorang lagi komunikan yang menerima pesan.
2) Komunikasi tradsik (triadic communication)
Komunikasi tradsik (triadic communication) adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan. Jadi misalnya A seorang komunikator pertama-tama menyampaikan pesan kepada B setelah ditanggapi atau dijawab, beralih kepada C, juga secara dialogis.

2. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

2.1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Menurut shaw kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka.
2.1.1. Ceramah (lecture)
Ceramah adalah kelompok berbicara satu arah; pembicara menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan reaksi sesaat dalam bentuk bicara yang berupa tanggapan atau respon.
Ceramah adalah suatu kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu. Dalam setiap ceramah pembicara harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi sehingga ceramah, dapat berjalan dengan lancar. Kegiatan ceramah harus memperhatikan hal-hal antara lain: suara, intonasi, gaya bahasa, sikap, gerak-gerik, mimik sehingga pendengar dapat tertarik dengan apa yang diungkapkan.
2.1.2. Diskusi panel (panel discussion)
Diskusi panel adalah forum pertukaran pikiran yang dilakukan olehsekelompok orang dihadapan sekelompok hadirin mengenai suatu masalah tertentuyang telah dipersiapkannya.
Diskusi Panel adalah sekelompok individu yang membahas topik tentangkelebihan pada masyarakat atau pendengar diskusi.
Panel mungkin sangat terstruktur atau mungkin saja sangat tidak formal. Suatupanel yang berstruktur mungkin membatasi panjang dan keleluasaan dalammenuturkan kata-kata (sampai pendapat), panel yang tidak formal mungkinmenekankan interaksi spontan yang bebas, para peneliti diharapkan terlebihdahulu memberikan pidato tanpa text dan memiliki pengetahuan / keahliansebagai dasar komentar mereka. Keanggotaan panel biasanya terdiri atas paraahli, orang-orang awam yang tertarik atau gabungan keduanya, tergantung padatopik yang dibahas. Satu kriteria penting diskusi panel yang baik adalah adanyainteraksi antar para peserta diskusi panel.
2.1.3. Simposium (symposium)
Simposium adalah serangkaian pidato pendek di depan pengunjung dengan seorang pemimpin. Simposium menampilkan beberapa orang pembicara dan mereka mengemukakan aspek-aspek pandangan yang berbeda dan topik yang sama. Dapat juga terjadi, suatu topik persoalan dibagi atas beberapa aspek, kemudian setiap aspek disoroti tersendiri secara khusus, tidak perlu dari berbagai sudut pandangan.
Pembicara dalam simposium terdiri dari pembicara (pembahas utama) dan penyanggah (pemrasaran banding), dibawah pimpinan seorang moderator. Pendengar diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau pendapat setelah pembahas utama dan penyanggah selesai berbicara. Moderator hanya mengkoordinasikan jalannya pembicaraan dan meneruskan pertanyaan-pertanyaan, sanggahan atau pandangan umum dari peserta. Hasil simposium dapat disebar luaskan, terutama dari pembahas utama dan penyanggah, sedangkan pandangan-pandangan umum yang dianggap perlu saja.
2.1.4. Forum
Forum adalah sebuah tempat dimana orang-orang bisa berkmunikasi secara masal.  Misalkan Anda mendatangi suatu tempat dimana terdapat banyak orang yang tergabung dalam kelompok – kelompok yang sedang mendiskusikan sesuatu sesuai dengan tema mereka tetapi anda bisa bebas pergi kesana kemari ke kelompok yang berbeda- beda untuk nimbrung atau berdiskusi tentang topik yang sedang mereka bicarakan.
2.1.5. Seminar
Seminar adalah pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ketua sidang. Orang yang bertindak sebagai pimpinan atau ketua sidang biasanya seorang guru besar, seorang ahli, ataupun cendekiawan yang mumpuni dalam bidang yang tengah dibahas.

Masalah yang dibahas di dalam suatu seminar dapat mencakup berbagai bidang disiplin ilmu atau berbagai kegiatan di dalam kehidupan masyarakat.
Pelaksanaan persidangan dalam seminar biasanya dipimpin oleh seorang pemandu dan dibantu oleh seorang atau beberapa orang sekretaris.
Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis
Biasanya sebuah seminar berbentuk instruksi akademik, baik di lembaga akademis atau ditawarkan oleh organisasi komersial atau profesional.
2.1.6. Curah saran (brainstorming)
Brainstorming adalah suatu metode untuk menghasilkan ide
gagasan yang banyak mengenai topik tertentu secara kreatif dan efisien.
2.1.7. Dan lain-lain

2.2. Komunikasi kelompok besar (large group communication/public speaking)

Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi komunikan di mana prosesnya berlangsung secara linear. Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar, ditujukan kepada afeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya. Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dari titik yang satu ke titik yang lain, dari komunikator ke komunikan.

3. Komunikasi Massa (Mass communication)

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak, dan sepintas (khususnya media elektronik). Komunikasi massa ini terdiri atas: jurnalistik, public relation, penerangan, propaganda, agitasi, advertising, public speaking, publicity, pertunjukan, dan komunikasi internasional.

4. Komunikasi Media (Media Communication)

Komunikasi media adalah proses komunikasi yang menggunakan media seperti surat, telepon, pamflet, poster, spanduk, dll.

Artikel bermanfaat lainnya:

  1. Pengertian Sosiologi Komunikasi

  2. Lahirnya Sosiologi Komunikasi (Artikel Lengkap)

  3. Cara Berkomunikasi yang Baik dan Benar

  4. Sosiologi (Artikel Lengkap)


0

hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/bagian-bagian-alat-ekskresi-hati-dalam.html

Posted by Unknown on 05.50

Bagian-Bagian Alat Ekskresi Hati (dalam Bahasa Indonesia)

Bagian-Bagian Alat Ekskresi Hati (dalam Bahasa Indonesia)
Nah, kini saya akan memberikan bagian-bagian alat ekskresi hati. Hati adalah salah satu alat padasistem ekskresi pada manusia. Di atas adalah gambar anatomi hati beserta detailnya dalam Bahasa Indonesia. Nah, ini dia bagian-bagian alat ekskresi hati:
  • Penampang anterior
  • Vena cava inferior
  • Penampang posterior
  • Ligamentum falsiform
  • Ligamentum triangular kiri
  • Lobus kaudatus
  • Ligamentum koroner
  • Lobus kanan
  • Lobus kiri
  • Ports hepatis
  • V. hepatica
  • Proc. caudatus
  • Lig. triangular kanan
  • V. porta
  • A. hepatica
  • Lobus quadratus
  • Ligamentum teres
  • Empedu
  • Ductus biliaris

Artikel bermanfaat lainnya:


0

hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/sosiologi-sebagai-ilmu-tentang.html

Posted by Unknown on 05.48

Sosiologi sebagai Ilmu tentang Masyarakat (Materi Ringkas)

  1. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji masyarakat dan dinamikanya.
  2. Objek studi sosiologi adalah masyarakat, menyoroti hubungan antarmanusia, dan proses yang timbul sebagai konsekuensi dari hubungan antarmanusia tersebut.
  3. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan yang memiliki ciri-ciri utama, yaitu bersifat teoretis, bersifat empiris, bersifat kumulatif, dan bersifat nonetis.
  4. Sebagai ilmu pengetahuan empiris, sosiologi menggunakan metode-metode ilmiah dalam kajian penelitiannya antara lain metode kualitatif, kuantitatif, induktif, deduktif, empiris, rasionalistis, dan fungsionalisme. Metode-metode tersebut bersifat saling melengkapi.
  5. Konsep sosiologi sering disebut konsep realitas sosial. Hubungan antara berbagai konsep akan menjadi proposi, dan hubungan antara proporsi akan menjadi teori. Jadi, pemahaman terhadap konsep sosiologi sangat dibutuhkan di dalam mempelajari sosiologi.
  6. Beberapa contoh konsep realitas sosial, yaitu masyarakat, kebudayaan, nilai, norma, pranata sosial, perilaku menyimpang, dan pengendalian sosial.

Artikel bermanfaat lainnya:

  1. Metode Penelitian dalam Sosiologi
  2. Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli
  3. Realitas Sosial di Masyarakat (Artikel Lengkap Sosiologi)
  4. Sosiologi (Artikel Lengkap)

0

hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/sosiologi-komunikasi-artikel-lengkap.html

Posted by Unknown on 05.46

Sosiologi Komunikasi (Artikel Lengkap)

Sosiologi komunikasi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang ilmu komunikasi dari sudut sosiologis. Dalam sosiologi komunikasi ini membahas tentang tinjauan sosiologis terhadap komunikasi baik sebagai aktivitas sosial, interaksi sosial antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok- dengan kelompok maupun efek sosial dari komunikasi dalam masyarakat tersebut.

1. Pengertian Sosiologi Komunikasi

dahulu mengenai konsep-konsep penting yang berhubungan dengan sosiologi komunikasi adalah konsep sosiologi, masyarakat dan komunikasi. Sosiologi. Konsep-konsep tersebut merupakan konsep penting yang kemudian melahirkan studi-studi integratif serta terkait satu sama lain sehingga melahirkan studi-studi interelasi yang penting untuk dibicarakan disini sekaligus sebagai ruang lingkup dalam studi-studi sosiologi komunikasi.

1.1. Sosiologi

(Selengkapnya baca artikel tentang Sosiologi)
Asal kata Sosiologi adalah berasal dari kata sofie, yaitu bercocok tanam atau bertanam, kemudian berkembang menjadi Socius (bhs. Latin) yang berarti teman, kawan. Bearkembang lagi menjadi kata sosial yang berartiberteman, bersama, berserikat. Kata sosial secara khusus adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu bermaksud untuk mengerti kejadian-kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama.
Dengan kata lain menurut Hassan Shadily, Sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau masyarakatnya masyarakatnya ), dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya, tingkah laku serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi kehidupannya.
Pitirim Sorokin mengemukakan: sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
  • hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi; gerak masyarakat dengan politik dan lain sebaginya);
  • hubungan dengan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya gejala geografis, biologis dan sebagainya );
  • ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.
William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
Prof. DR. Selo Soemardjan dalam bukunya Setangkai Bunga Sosiologi mendefinisikan proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
(Selengkapnya baca artikel tentang Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli)
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, hubungan antara masyarakat dan akibat dari hubungan tersebut. Karena sosiologi objeknya adalah masyarakat maka cakupan dari objek sosiologi itu adalah individu, kelompok, dan masyarakat. Proses hubungan inilah yang biasa disebut dengan istilah interaksi sosial.
Dengan melihat pengertian sosiologi dan objek sosiologi tersebut maka dapat disimpulkan sosiologi mempunyai fungsi:
  1. Berusaha untuk mendapatkan pengetahuan yang sedalam-dalamnya tentang masyarakat.
  2. Mendapatkan fakta-fakta masyarakat yang mungkin dapat dipergunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan masyarakat.
  3. Sosiologi mempelajari gejala umum yang ada pada interaksi manusia.

1.2. Masyarakat

Menurut Ralph Linton,  masyarakat adalah sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Selo Soemardjan menyatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Pengertian manusia yang hidup bersama dalam ilmu sosial tidak mutlak jumlahnya, bisa saja dua orang atau lebih, tetapi minimal adalah dua orang. Manusia tersebut hidup bersama dalam waktu cukup lama, dan akhirnya melahirkan manusia-manusia baru yang saling berhubungan satu dengan lainnya. Hubungan antara manusia itu, kemudian melahirkan keinginan, kepentingan, perasaan, kesan, penilaian dan sebagainya. Keseluruhan itu kemudian mewujudkan adanya system komunikasi dan suatu kesatuan sosial peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tersebut. Dalam system hidup tersebut, maka muncullah budaya yang mengikat antara satu manusia dengan lainnya.

1.3. Komunikasi

(Selengkapnya baca artikel tentang Pengertian Sosiologi Komunikasi)
Berikut adalah pengertian komunikasi menurut beberapa ahli. Beberapa teori yang dikemukakan dalam buku Teori Komunikasi antara lain dari:
  • Anderson: Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku.
  • Margarete Mead: Interaksi, juga dalam tingkatan biologis, adalah salah satu perwujudan komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan kebersamaan tidak akan terjadi.
  • Barnlund: Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.
  • Berelson dan Steiner: Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.
  • Onong Uchyana : Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul kepastian, keraguan. Kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

2. Sejarah Sosiologi Komunikasi

2.1. FIlsafat Sosial

Pada mulanya kajian tentang komunikasi, apalagi ilmu komunikasi adalah sesuatu yg tidak pernah ada dalam khazanah ilmu pengetahuan. Ketika pada mulanya semua masalah manusia masih dalam kajian filsafat, maka komunikasi selain tidak terpikirkan atau belum dipikirkan oleh manusia (laten fenomena).
Pada saat teori sosilogi sedang dibangun, minta terhadap ilmu pengetahuan meningkat pesat, hal itu terjadi tidak saja diperguruan tinggi, namun juga di masyrakat umumnya. Hasil sains termasuk teknologi mendapat apresiasi yang luar biasa di masyarakat. Walaupun dikatakan apresiasi itu berkaitan dengan sukses besar sains fisika, bilogi dan kimia (ritzer, 2004). Perdebatan antara perkembangan sosiologi dan sains pada saat itu menjadi hal yang penting disinggung dalam bagian awal ini untuk mendudukkna persoalan bahwa pada awal perkembangan teori sosiologi, sosiologi dibesarkan oleh minat masyarakat terhadap sains yang menginginkan sosiologi meniru kesuksesan sains atau karena kesuksesan sains pada saat itu yang mengalihkan perhatian masyarakat terhadap sosiologi. Rupanya, pada akhirnya masyarakat kemudian percaya bahwa perkembangan sosiologi disebabkan karena adanya keunggulan pemikiran yang lebih menyukai sosiologi sebagai sains.
Banyak pengamat yang berpendapat bahwa perkembangan teori sosiologi dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran abad pencerahan yang berkembang pada peeriode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Pemikiran manusia yang pada awalnya menaruh harapan yang besar terhadap mitos (sebelum yunani kuno atau sebelum 600 SM), logos (yunani kuno atau 600 SM), dogma ( dan kemudian beralih pada logos (pikiran manusia lagi)

2.2 Sosiologi Modern

Persoalan manusia pada akhirnya diatasi filsafat melalui pendekatan filsafat, melalui pendekatan filsafat sosial yang kemudian mampu menjawab persoalan-persoalan: liberalisme, sosialisme, komunalisme dan welfareliberalism, namun untuk menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan lainnya yang lebih konkret, filsafat sosial mengalami hambatan metodelogis. Karena itu banyak persoalan masyarakat lainnya yang lebih kongkret, filsafat sosial mengalami hambatan metodelogis. Karena itu banyak persoalan masyarakat tidak bisa lagi diatasi filsafat sosial yang sifat pendekatannya abstrak dan tidak konkret. Masyarakat membutuhkan jalan keluar dari permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret. Dengan demikian, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang menjebatani filsafat dan manusia. Karena itulah lahir sosiologi sebagai jalan keluar untuk membantu manusia memecahkan persoalan masyarakat.
Orang pertama yang menggunakan istilah sosiologi adalah auguste comte (1798-1852). Erikson (ritzer,2004: 16) mengatakan bahwa, menurut Erikson bukanlah penemu sosiologi modern, karena selain teori sosiologi konservatif banyak dipelajari oleh gurunya Cloude Henri Saint-Simon(1760-1852), adam smith atau para moralis skotlandia adalah sumber sebenarnya dari sosiologi modern,
Pikiran-pikiran comte juga dipengaruhi oleh pencerahan dan revolusi, ia juga sangat terpengaruh oleh sains sehingga pandangan ilmiahnya memperkenalkan “positivisme” atau “filsafat positif”. Lebih kongkret lai comte mengembangkan fisika sosial yang pada tahun 1839 disebut dengan sosiologi (pickering, 2000 dalam Rizter, 2004: 16). Penggunaan istilah filsafat sosial, pada mulanya comte bermaksud agar sosiologi meniru model hard science. Ilmu baru ini memepelajari social statics ( statistika sosial atau struktur sosial) dan social dynamic (dinamika sosial atau perubahan sosial).
Pikiran-pikiran comte pada waktu itu didasarkan pada pendekatan teori revolusinya dan hukum tiga tingkatan( Rizter, 2004:17) comte mengatakan ada tiga tingkatan intelektual yang harus dilalui kelompok masyarakat, ilmu pengetahuan, individu, atau bahkan pemikiran masyarakat dan dunia sepanjang. sejarahnya pertama, tahap teologis Yang menjadikan karakteristik dunia sebelum era 1300. Dalam tahapan ini sistem gagasan utama menekankan pada keyakinan bahwa kekuatan adikodrati, tokoh agama dan keteladanan kemanusiaan menjadi dasar segala hal. Dengan demikian, dunia sosial dan alam fisika adalah ciptaan tuhan. Kedua, tahap metafisika yang terjadi antara 1300-1800. Era ini ditandai dengan keyakinan bahwa kekuatan abstraklah yang menerangkan segala sesuatu, bukanlah para dewa. Dengan demikian pandangan terhadap ciptaan tuhan mengalami degradasi kekuasaan dihadapan manusia. Ketiga tahun 1800 dunia memasuki tahap positivistik yang ditandai oleh keyakinan terhadap sains. Manusia mulai cenderung menghentikan penelitian terhadap kecenderungan penyebab absolut (tuhan atau alam) dan memusatkan perhatian pada pengamatan terhadap alam fisik dan dunia sosial guna mengetahui hukum-hukum yang mengaturnya.
Orang lain yang berjasa pada awal perkembangan sosiologi adalah Emile Durkheim (1858-1917). Karya-karya Durkheim masih diwariskan oleh pandangan pencerahan pada sains dan reformasi sosial. Pandangannya tentang faktor-faktor sosial menjadi dasar bagi sosiologi untuk mengkaji pandangan tentang apa sebenarnya fakta sosial itu. Dalam bukunya yang berjudul The Rule of Sosiological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari fenomena penting dalam kehidupan manusia dalam dunianya yaitu fakta-fakta sosial. Ia memendang bahwa fakta sosial adalah sebagai kekuatan (force) dan struktur yang bersifat eksternal yang memaksa individu . memlalui karyanya yang lain, yaitu Suicide (1897/1951) Durkheim mencoba menguji pandangan sosiologisnya tentang hubungan sosial dan fakta sosialnya (Rizter, 2004:21).
Melalui The Rule of sociological Method Durkhaim membedakan dua tipe fakta sosial, yaitu fakta sosial materiil dan fakta sosial nonmateriil (kultur, institusi sosial) ketimbang membahas fakta sosial materiil (birokrasi, hukum). Walaupun dia membahasnya secara bersama-sama namun Durkheim lebih banyak menyoroti fakta sosial non materiil ketimbang fakta sosial materiil.
Dalam hal agama Durkheim berpandangan bahwa agama adalah salah satu fakta sosial non materiil. Melalui karyanya yang terakhir, The Elementary Forms of Religious Life (1912/1965), ia membahas masyarakat primitif untuk menemukan akar agama. Ia yakin akan menemukan akar agama dengan jalan membandingkan masyarakat primitif yang sederhana ketimbang mencarinya di dalam masyarakat modern yang kompleks. Temuannya, bahwa sumber agama adalah masyarakat itu sendiri.

2.3. Lahirnya Sosiologi Komunikasi

(Selengkapnya baca artikel tentang Lahirnya Sosiologi Komunikasi)
Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx, dimana Marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran jerman sementara Claude Henry Saint-Simon, Auguste Comte, dan Emile Durkheim merupakan nama-nama para ahli sosiologi yang beraliran Perancis.
Sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur. Kajian dan sumbangan pemikiran Auguste Comte, Talcott Parson dan Robert K. Merton merupakan sumbangan paradigma fungsional bagi lahirnya teori-teori komunikasi yang beraliran struktural fungsional. Sedangkan sumbangan-sumbangan pemikiran Karl Marx dan Habermas menyumbangkan paradigma konflik bagi lahirnya teori-teori kritis dalam kajian komunikasi.
Sosiologi sejak semula telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang ada hubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lainnya. Apa yang disebut oleh Comte dengan ”Social Dynamic”, kesadaran Kolektif” oleh durkheim dan interaksi Sosial Oleh Marx serta ”tindakan komunikatif” dan ”teori komunikasi” oleh Habernas adalah awal mula lahirnya perspektif sosiologi komunikasi. Bahkan melihat kenyataan semacam itu, maka sebenarnya gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersamaan dengan lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural fungsional maupun dalam perspektif konflik.
Di bawah ini kita bisa lihat aliran pemikiran dalam paradigma sosiologi komuniksi komunikasi, dimana sosiologi sendiri sebenarnya telah mengkaji maslah komunikasi secara tidak langsung dalam teori-teorinya.
aliran pemikiran dalam paradigma sosiologi komunikasi
Selain apa yang disumbangkan Karl Marx dan Habermas mengenai teori kritis dalam komunikasi, sumbangan dari perspektif struktural fungsional dalam sosiologi yang diajarkan oleh Talcott Parson dalam teori sistem tindakan maupun dalam skema Agil, serta kajian Robert K. Merton tentang struktur fungsional, struktur sosial dan anomi, merupakan sumbangan-sumbangan yang amat penting terhadap lahirnya teor-teori komunikasi di waktu-waktu berikutnya.

3. Jenis-Jenis Sosiologi Komunikasi

(Selengkapnya baca artikel tentang Jenis-Jenis Sosiologi Komunikasi)
Komunikasi di dalam masyarakat dibagi atas 5 jenis:
  1. Komunikasi individu dengan individu (komuniksi antar pribadi)
  2. Komunikasi kelompok
  3. Komunikasi organisasi
  4. Komunikasi sosial
  5. komunikasi massa
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium). Contohnya kegiatan percakapan surat menuyurat pribadi. Fokus pengamatannya adalah bentuk-bentuk dan sifat-sifat hubungan, percakapan, interaksi dan karakteristik komunikator.
Komunikasi kelompok, menfokuskan pembahasannya kepada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Bahasan teoritis meliputi dinamika kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.
Komunikasi organisasi menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasai melibatkan bentuk-bentuk komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Pembahasannya meliputi struktur dan dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia manusia, komunikasi dan proses pengorganisasisan, serta kebudayaan organisasi.
Komunikasi sosial menurut Astrid adalah salah satu bentuk komunikasi yang lebih intensif, dimana komuniksi terjadi secara langsung antar komunikator dan komunikan, sehingga situasi komunikasi berlangsung dua arah dan lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial, melalui kegiatan ini terjadilah aktualisasi dari bergbagai masalah yang dibahas. Komunikasi sosial sekaligus suatu proses sosialisasi dan untuk pencapaian stabilitas sosial, tertib sosial, penerusan nilai-nilai lama dan baru yang diagungkan oleg suatu masyarakat melalui komunikasi soaisl kesadaran masyarakat dipupuk, dibina dan diperluas. Melalui komunikasi sosial, masalah-masalah sosial dipecahkan melalui konsesus.
Pengertian komunikasi massa menurut MC. Quil adalah komunikasi yang berlangsung pada tingkat masyarakat luas. Pada tingkat ini komuniksi dilakukan dengan menggunakan media massa.

4. Konsep Sosiologi Komunikasi

Menurut Bungin (2006 : 27-31), sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi ruang lingkup sosiologi komunikasi. Ke-empat konsep tersebut yakni sosiologi, masyarakat, komunikasi, dan teknologi media/informasi.

4.1. Sosiologi

(Selengkapnya ada di bagian 1.1 di artikel ini)
Yang dimaksud dengan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial termasuk di dalamnya berbagai aktifitas atau gejala sosial yang kemudian menghasilkan perubahan-perubahan sosial.

4.2. Masyarakat

(Selengkapnya ada di bagian 1.2 di artikel ini)
Masyarakat merupakan salah satu ruang lingkup dari sosiologi komunikasi. Artinya bahwa masyarakat merupakan salah satu yang dibahas dalam sosiologi komunikasi. Apa itu masyarakat? Sebetulnya, masyarakat merupakan objek dari sosiologi. Masyarakat terdiri dari kumpulan orang-orang yang hidup berdampingan (hidup bersama) dalam suatu wilayah dan terikat oleh aturan-aturan atau norma-norma sosial yang mereka tentukan dan taati.

4.3. Komunikasi

(Selengkapnya ada di bagian 1.3 di artikel ini)
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris disebut communication, berasal dari bahasa Latin, communicatio. Kata communicatio berasal dari kata communis yang artinya sama. Komunikasi terdiri dari 5 unsur yakni:
  1. Komunikator (pemberi informasi)
  2. Pesan
  3. Media (saluran)
  4. Komunikan (penerima informasi/pesan)
  5. Efek (pengaruh).

4.4. Teknologi Komunikasi, dan Informasi

Teknologi komunikasi merupakan ruang lingkup ketiga dari sosiologi komunikasi.  Berbicara komunikasi, apalagi komunikasi massa tidak bisa kita pisahkan dari persoalan teknologi komunikasi dan informasi. Teknologi komunikasi merupakan salah satu saluran/channel yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Apa itu teknologi komunikasi?
Menurut Alter (Bungin, 2006 : 30), teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data.
Martin (Bungin, 2006 : 30) mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka kita dapat menyimpulkan bahwa teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat keras dan lunak yang dapat digunakan untuk memproses dan mengirimkan informasi.

5. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi

Adapun ruang lingkup kajian sosiologi komunikasi adalah gejala, pengaruh dan masalah sosial yang disebabkan oleh komunikasi. Ruang lingkup kajian sosiologi, yaitu pengaruh atau akibat-akibat sosial yang terjadi atau ditimbulkan oleh komunikasi. Dalam hal ini yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana masalah sosial itu terjadi. Aspek komunikasi apa atau yang bagaimana yang menyebabkan timbulnya masalah tersebut. Dan dalam bahasan mata kuliah sosiologi komunikasi ini akan difokuskan pada sosiologi komunikasi massa. Pada dasarnya antara penelitian dibidang komunikasi dengan sosiologi komunikasi tidak mempunyai hubungan yang langsung. Akan tetapi penelitian dibidang komunikasi mempunyai kecenderungan untuk melakukan penelitian tentang:
  1. Struktur, pusat perhatian, perilaku masyarakat yang menjadi sasaran komunikator, maksudnya bagaimana sesuatu peran itu disampaikan, ataupun apakah yang akan menjadi pusat perhatian penelitian tersebut.
  2. Efektifitas komunikasi massa, maksudnya sejauh mana pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh komunikasi massa.
  3. Efek-efek sosial dari komunikasi massa, maksudnya bagaimanakah pengaruh sosialdari komunikasi massa. Dan inilah sebenarnya yang menjadi salah satu bidang kajian sosiologi komunikasi massa.
Dengan memperhatikan lingkup kajian sosiologi komunikasi tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa komunikasi dengan media massa mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu, disamping itu berbagai aspek komunikasi lainnya dapat pula menimbulkan akibat-akibat atau pengaruh sosial lainnya, misalnya, sistem komunikasi dapat menimbulkan pengaruh sosiologis, unsur-unsur komunikasi dapat menimbulkan pengaruh sosiologis dsb. Gejala-gejala sosiologis yang terbentuk Dalam berbagai kemungkinan sbb:
  1. Suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh terhadap masyarakatnya, maksudnya, suatu sistem akan menentukan bagaimana suatu kegiatan itu akan dilaksanakan, sehingga hal ini juga mengandung suatu pengertian bahwa sistem komunikasi massa akan mempengaruhi masyarakatnya, misalnya sistem komunikasi massa komunis mempunyai pengaruh tertentu kepada masyarakatnya.
  2. Sistem komunikasi massa dapat menyampingkan media komunikasi tradisional yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.
  3. Sistem komunikasi massa merupakan sarana yang kuat dan luwes untuk menpengaruhi masyarakat sehingga suatu sistem komunikasi massa dapat menimbulkan pengaruh sosiologis yang kuat.
  4. Sistem komunikasi massa dapat menimbulkan sikap dan pandangan yang seragam terhadap gejala sosial tertentu, maksudnya, sistem tersebut dapat mempengaruhi penilaian masyarakat mengenai suatu masalah sosial tertentu yang ditimbulkan oleh media komunikasi massa.
Sumber:
1. MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI (pksm.mercubuana.ac.id)
2. sejarah sosiologi komunikasi (yuniswiss99.blogspot.com)
3. Hakekat dan Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi (petrusandung.wordpress.com)
4. Pengertian Sosiologi Komunikasi (id.scribd.com)

0

hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/bagian-bagian-alat-ekskresi-pada-ginjal.html

Posted by Unknown on 05.44

Bagian-Bagian Alat Ekskresi Pada Ginjal

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi. Ginjal terdiri dari beberapa bagian, bagian-bagian alat ekskresi pada ginjal adalah sebagai berikut:
  1. Korteks
  2. Nefron
  3. Medula
  4. Pelvis
  5. Glomerulus
  6. Kapsula bowman
  7. Tubulus kontortus proksimal
  8. Lengkung henle
  9. Tubulus kontortus distal
  10. Tubulus kolektivus
Untuk lebih mengetahui pengertian lengkap tentang masing-masing bagian-bagian alat ekskresi pada ginjal, Anda bisa membaca artikel tentang Detail Ginjal (Dalam Bahasa Indonesia). Simak juga artikel tentang Sistem Ekskresi Pada Manusia (Rangkuman & Ringkasan).

0

hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/peluang-bisnis-yang-bagus-saat-liburan.html

Posted by Unknown on 05.42

Peluang Bisnis yang Bagus Saat Liburan

Peluang Bisnis yang Bagus Saat LiburanLiburan bukan saja menguntungkan bagi para pelajar yang ingin bersantai, namun juga bisa dimanfaatkan dengna maksimal untuk mencari uang. Liburan adalah saat yang bagus untuk mencari peluang bisnis. Jadi, sebagian keuntungan dari usaha kita gunakan untuk menikmati liburan dan ditabung. Nah, saya coba sebutkan beberapa peluang bisnis yang bagus saat liburan. Langsung saja kita simak yang pertama:
  1. Membuka private/kursus/les spesial liburan
  2. Menjual buku dan alat tulis
  3. Rental Playstation, warnet, atau game online
  4. Guide wisata
  5. dan banyak lagi…

0

hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/perubahan-sosial-dan-budaya-massa.html

Posted by Unknown on 05.40

Perubahan Sosial dan Budaya Massa (Artikel Lengkap Sosiologi)

A. Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, di mana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.
Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur-unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur-unsur budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual, kelompok, masyarakat, negara, dan dunia yang mengalami perubahan.
Hal-hal penting dalam perubahan sosial menyangkin aspek-aspek sebagai berikut, yaitu; perubahan pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, perubahan budaya materi. Pertama, perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya di sekitarnya yang berakibat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya di sekitarnya yang berakibat terhadap pemetaraan pola-pola pikir baru yang dianut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap yang modern. Contohnya, sikap terhadap pekerjaan bahwa konsep dan pola pikir lama tentang pekerjaan adalah sektor formal (menjadi pegawai negeri), sehingga konsep pekerjaan dibagi menjadi dua, yaitu sektor formal dan informal. Saat ini terjadi perubahan terhadap konsep kerja lama di mana pekerjaan konsep tidak sebagai sektor formal (menjadi pegawai negeri), akan tetapi dikonsepkan sebagai sektor yang menghasilkan pendapatan maksimal. Dengan demikian, maka bekerja tidak saja di sektor formal, akan tetapi di mana saja yang penting menghasilkan uang yang maksimal, dengan demikian konsep kerja menjadi sektor formal, yaitu bekerja di pemerintahan, sektor swasta yaitu bekerja di perusahaan swasta besar, sektor informal yaitu bekerja di sektor informal, seperti wiraswasta kecil, kaki lima, LSM, dan sebagainya, serta sektor lepas yaitu bekerja sebagai secara kontrakkan di berbagai kegiatan, proyek, dan sebagainya. Kedua, perubahan perilaku masyarakat menyangkit persoalan perubahan sistem-sistem sosial, di mana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru, seperti perubahan perilaku pengukuran kinerja suatu lembaga atau instansi. Apabila pada sistem lama, ukuran-ukuran kinerja hanya dilihat dari aspekoutput dan proses tanpa harus mengukur sampai di mana output dan proses itu dicapai, maka pada sistem sosial yang baru sebuah lembaga atau instansi diukur sampai pada tingkat kinerja output dan proses tanpa harus mengukur sampai di mana output dan proses itu, yaitu dengan menggunakan standar sertifikasi seperti BAN-PT pada perguruan tinggi dan sertifikasi ISO pada lembaga-lembaga umum termasuk perguruan tinggi. Ketiga, perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat, seperti model pakaian, karya fotografi karya film, teknologi, dan sebagainya yang terus berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
Masyarakat memulai kehidupan mereka pada suatu fase yang disebut primitif di mana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah disesuaikan dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia. Manusia saat ini hidup dalam kelompok-kelompok kecil (band) dan terpisah dengan kelompok manusia lainnya.
Fase berikutnya adalah fase agrokultural, ketika lingkungan alam mulai tidak lagi mampu memberi dukungan terhadap manusia, termasuk juga karena populasi manusia mulai banyak, maka pilihan budayanya adalah bercocok tanam di suatu tempat dan memanen hasil pertanian itu serta berburu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada fase ini budaya berpindah-pindah masih tetap digunakan walaupun pada skala waktu yang relatif lebih lama.
Fase tradisional dijalani oleh masyarakat dengan hidup secara menetap di suatu tempat yang dianggap stratedis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat, seperti di pinggir sungai, di pantai, di lereng bukit, di dataran tinggi, di dataran rendah yang datar, dan sebagainya. Pada fase ini kita mulai mengenal kata ‘desa’ di mana beberapa band (kelompok kecil masyarakat) memilih menetap dan saling berinteraksi satu dan lainnya sehingga menjadi kelompok besar dan menjadi komunitas desa, mengembangkan budaya dan tradisi internal serta membina hubungan dengan masyarakat di sekitarnya.
Pada fase transisi, kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancar walaupun untuk masyarakat desa tertentu masih menjadi masalah. Penggunaan media informasi sudah hampir merata. Namun secara geografis, masyarakat transisi berada di pinggiran kota serta hidup mereka masih secara tradisional, termasuk pola pikir dan sistem sosial lama masih silih berganti digunakan dan mengalami penyesuaian dengna hal-hal yang baru dan inovatif. Dengan demikian, maka umumnya masyarakat transisi bersifat mendua atau ambigu terhadap sikap, pandangan, dan perilaku mereka sehari-hari. Pola pikir masyarakat masih tradisional dan masih memelihara kekerabatan namun perilaku masyarakat sudah terlihat individualis. Sesuatu yang masih dominan dalam kehidupan masyarakat ini adalah proses asimilasi budaya dan sosial yang belum tuntas dan terlihat masih canggung di semua level masyarakat.
Fase modern ditandai dengan peningkatan kualitas perubahan sosial yang lebih jelas meninggalkan fase transisi. Kehidupan masyarakat sudah kosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol, profesionalisme di segala bidang dan penghargaan terhadap profesi menjadi kunci hubungan-hubungan sosial di antara elemen masyarakat. Di sisi lain, sekularisme menjadi sangat dominan dalam sistem religi dan kontrol sosial masyarakat serta sistem kekerabatan mulai diabaikan. Anggota masyarakat hidup dalam sistem yang sudah mekanik, kaku, dan hubungan-hubungan sosial ditentukan berdasarkan pada kepentingan masing-masing elemen masyarakat. Masyarakat modern umumnya berpendidikan relatif lebih tinggi dari masyarakat transisi sehingga memiliki tingkat pengetahuan yang lebih luas dan pola pikir yang lebih rasional dari semua tahapan kehidupan masyarakat sebelumnya, walaupun kadang pendidikan formal saja tidak cukup untuk mengantarkan masyarakat pada tingkat pengetahuan dan pola pikir semacam itu. Secara demografis, masyarakat modern menempati lingkungan perkotaan yang cenderung gersang dan jauh dari situasi yang sejuk dan rindang, ditambah lagi karena kehidupan mereka yang serba mekanik sepanjang minggu sehingga masyarakat kota memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kebutuhan rekreasi di akhir minggu untuk rileks dan melepaskan kepenatan.
Fase postmodern adlaah sebuah fase perkembangan masyarakat yang pertama-tama dikenal di Amerika Serikat pada akhir tahun 1980-an. Di Indonesia ciri masyarakat postmodern dideteksi ada sejak tahun 1990-an. Masyarakat postmodern sesungguhnya adalah masyarakat modern yang secara finansial, pengetahuan, relasi, dan semua prasyarat sebagai masyarakat modern sudah dilampauinya. Walaupun terkadang ada satu dua masyarakat modern yang terlihat memiliki ciri postmodern walaupun belum memiliki kemampuan tersebut, namun hal itu bersifat temporer dan meniru-niru kelompok lain yang lebih mapan. Jadi, masyarakat postmodern adalah masyarakat modern dengan kelebihan-kelebihan tertentu di mana kelebihan-kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta pandangan-pandangan mereke terhadap diri dan lingkungan sosial yang berbeda dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu. Sifat-sifat yang menonjol dari masyarakat postmodern adalah:
  1. Memiliki pola hidup nomaden, artinya kehidupan mereka yang terus bergerak dari satu tempat ke tempat lain menyebabkan orang sulit menemukan mereka secara ajeg termasuk dapat mendeteksi di mana tempat tinggal menetapnya. Hal ini disebabkan karena kesibukan mereka dengan berbagai usaha dan bisnis, akhirnya mereka bisa saja memiliki rumah di mana-mana di dunia ini.
  2. Secara sosiologis mereka berada pada titik nadir, antara struktur dan agen, yaitu pada kondisi tertentu orang postmodern patuh pada strukturnya, namun pada sisi lain ia mengekspresikan dirinya sebagai agen yang mereproduksi struktur atau paling tidak agen yang terlepas dari strukturnya. Berdasarkan hal tersebut, maka berdasarkan pengamatan “orang luar” sesungguhnya pribadi postmodern adalah pribadi yang secara permanen ambivalensia atau mereka yang ambigu dalam pilihan-pilihan hidup mereka. Namun sesungguhnya pada pribadi-pribadi postmodern hal tersebut adalah pilihan-pilihan hidup yang demokratis dan ekspresi dari kebebasan pribadi orang-orang kosmopolitan.
  3. Manusia postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka melebihi apa yang mereka anggap berharga dalam hidup mereka, dengan demikian kegemaran spesifik mereka menjadi aneh-aneh dan unik.
  4. Kehidupan pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern menjadi sangat sekuler, memiliki pemahaman nilai-nilai sosial yang subjektif dan liberal sehingga cenderung terlihat sangat mobile pada seluruh komunitas masyarakat dan agama serta berbaai pandangan politik sekalipun.
  5. Pemahaman orang postmodern yang bebas pula menyebabkan mereka cenderung melakukan gerakan back to nature, back to village, back to tradirional, atau bahkan back to religi, namun karena pemahaman mereka yang luas tentang persoalan kehidupan maka “gerakan kembali” itu memiliki perspektif yang berbeda dengan orang lain yang selama ini sudah dan sedang ada di wilayah tersebut.

B. Budaya Massa dan Budaya Populer

Menurut Dennis McQuail, kata massa berdasarkan sejarah mempunyai dua makna, yaitu positif dan negatif. Makna negatifnya adalah berkaitan dengan kerumunan (mob), atau orang banyak yang tidak teratur, bebal, tidak memiliki budaya, kecakapan dan rasionalitas. Makna positif, yaitu massa memiliki arti kekuatan dan solidaritas di kalangan kelas pekerja biasa saat mencapai tujuan kolektif.
Sehubungan dengan makna komunikasi terutama komunikasi massa, makna kata massa mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponannya sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, maka massa sama dengan suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas.
Blumer dalam McQuail, mengemukakan ada empat komponen sosiologis yang mengandung arti massa, yaitu:
  1. Anggota massa adalah orang-orang dari posisi kelas sosial yang berbeda, jenis pekerjaan yang berlainan, dengan latar belakang budaya yang bermacam-macam, serta tingkat kekayaan yang beraneka atau berasal dari segala lapisan kehidupan dan dari seluruh tingkatan sosial.
  2. Massa terdiri dari individu-individu yang anonim.
  3. Biasanya secara fisik anggota massa terpisah satu sama lainnya dan hanya terdapat sedikit interaksi atau penukaran pengalaman antar anggota-anggota massa dimaksud.
  4. Keorganisasian dari suatu massa bersifat sangat longgar, dan tidak mampu untuk bertindak bersama atau secara kesatuan, seperti hanya suatu kerumunan (crowd).
Secara umum pengertian massa ditandai dengan:
  • Kurang memiliki kesadaran diri.
  • Kurang memiliki identitas diri.
  • Tidak mampu bergerak secara serentak dan terorganisir untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
  • Massa ditandai oleh komposisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula.
  • Massa tidak bertindak dengan dirinya sendiri, tetapi dikooptasi untuk melakukan suatu tindakan.
  • Meski anggotanya heterogen, dan dari semua lapisan sosial, massa selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan mengkooptasi mereka.
Kata massa juga sering kali digunakan untuk menyebutkan kata konsumen di pasar massal, sejumlah besar pemilih dalam pemilu. Konsep massa kemudian mengandung pengertian masyarakat secara keseluruhan “masyarakat massa” (the mass society). Menurut McQuail, massa ditandai oleh (1) memiliki agregat yang besar; (2) tidak dapat dibedakan; (3) cenderung berpikir negatif; (4) sulit diperintah atau diorganisasi; dan (5) refleksi dari khalayak massa.
Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya dengan melalui produk media massa yang dihasilkan. Secara spesifik institusi media massa adalah (1) sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis; (2) sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada; (3) keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima adalah sukarela; (4) menggunakan standar profesional dan birokrasi; dan (5) media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.
Kehidupan masyarakat kota, pada umumnya, satu sama lain, tidak saling mengenal dan kebutuhan yang dilandasi pada hubungan sekunder, sehingga secara real media massa telah menjadi salah satu kebutuhan dalam berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu dengan lainnya.
Namun penggunaan media massa berbeda dengan komunikasi antarpribadi. Media massa membutuhkan persyaratan tertentu dari pemakainya. Pertama adalah orang harus bisa membaca, sebalum mengonsumsi surat kabar atau majalah. Kedua, orang harus memiliki pesawat radio atau televisi, bila akan mengikuti siarannya, atau punya uang untuk beli karcis bila akan menonton film.Ketiga, kebiasaan memanfaatkan media (media habit). Untuk menjadi khalayak media massa, maka ketiganya perlu dimiliki atau dilakukan. Apabila tidak, maka mereka tidak bisa menjadi khalayak media massa atau masyarakat media.
Dalam penyampaian berbagai produk tayangan, media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayaknya yang heterogen dan berbagai sosio-ekonomi, kultural, dan lainnya. Produk media pun pada akhirnya dibentuk sedemikian rupa, sehingga mampu diterima oleh banyak orang. Di sisi lain, media juga sering kali menyajikan berita, film, dan informasi lain dari berbagai negara sebagai upaya media memberikan pilihan yang memuaskan bagi khalayaknya. Produk media baik yang berupa berita, program keluarga, kuis, film, dan sebagainya, disebut sebagai upaya massa yaitu karya budaya.
Berdasarkan ciri yang demikian, maka seni hiburan ini banyak diproduksi media untuk menarik sebanyak mungkin khalayaknya. Hal ini tidak hanya dipengaruhi kebutuhan khalayak massa yang heterogen, juga adanya kepentingan komersial media yang kini masuk sebagai industri yang membutuhkan dana besar melalui iklannya. Budaya massa dibentuk disebabkan:
  1. Tuntutan industri kepada pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat. Maka si pencipta untuk menghasilkan karya yang banyak dalam tempo singkat, tak sempat lagi berpikir, dan dengan secepatnya menyelesaikan karyanya. Mereka memiliki target produksi yang harus dicapai dalam waktu tertentu.
  2. Karena massa budaya cenderung ‘latah’ menyulap atau meniru segala sesuatu yang sedang naik daun atau laris, sehingga media berlomba untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Pada umumnya budaya massa dipengaruhi oleh budaya populer. Pemikiran tentang budaya populer menurut Ben Agger dapat dikelompokkan pada empat aliran (a) budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari; (b) kebudayaan populer menghancurkan nilai budaya tradisional; (c) kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi Marx kapitalis; dan (d) kebudayaan populer merupakan budaya yang menetes dari atas.
Kebudayaan populer banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang tertentu, seperti pementasan mega bintang, kendaraan pribadi, fashion, model rumah, perawatan tubuh, dan semacamnya.
Sebuah budaya yang akan memasuki dunia hiburan, maka budaya itu umumnya menempatkan unsur populer sebagai unsur utamanya. Dan budaya itu akan memperoleh kekuatannya manakala media massa digunakan sebagai by pass penyebaran pengaruh di masyarakat. Seperti Kapten Medison Avenue yang menggunakan media untuk menjual produk melalui studio dan televisi.
Budaya juga memiliki nilai yang membedakan satu budaya dengan budaya lainnya. Budaya yang memiliki nilai tinggi dibedakan dengan budaya yang memiliki nilai di bawahnya. Namun dalam budaya populer, ‘perangkat media massa’ seperti pasar rakyat, film, buku, televisi, dan jurnalistik akan menuntun perkembangan budaya pada ‘erosi nilai budaya’. Sedangkan kelompok konservatif seperti Edmund Burke mengatakannya dengan ‘erodi peradaban berharga’. Sedangkan Allan Bloom dalam bukunya The Clossing of The American Mind mengartikulasikan pemahaman kaum neokonservatif, di mana paham ini menyalahkan kebudayaan baru sebagai yang merusak kebudayaan tradisional. Kebudayaan populer tidak hanya secara langsung disalahkan bagi penantang inteligensia publik dan melemahkan keadaan normal, namun justru kritik neokonservatif semakin mempekeruh suasana dengan tidak menunjukkan sikap penyelamatan terhadap budaya tradisional.
Sampai saat ini kaum konservatif dan neokonservatif terus menyerang kebudayaan populer, namun anehnya kekuatan budaya populer semakin kuat dengan begitu besar pengarunya kepada miliaran manusia. Dan anehnya pula kebudayaan populer lebih banyak berpengaruh pada kelompok orang muda dan menjadi pusat ideologi masyarakat dan kebudayaan, padahal budaya populer terus menjadi kontradiksi dan perdebatan.
Budaya populer juga menjadi bagian dari budaya elite dalam masyarakat tertentu. Sejauh itu pula budaya populer dipertanyakan konsepnya yang konkret, serta pengaruhnya yang lebih dirasakan seperti umpamanya apa perbedaan antara modernisasi dan posmodernisasi. Begitu pula pertarungan konseptual antara kebudayaan tinggi dan kebudayaan pop. Pertanyaan itu juga ditujukan kepada bagaimana pendekatan metodik hegemonisasi dan dorongan pembebasan dari kebudayaan populer. Dalam kata lain kekuatan hegemonisasi budaya menguasai unsur-unsur penting dalam kehidupan masyarakat.
Sebagaimana yang dijelaskan bahwa budaya populer lebih banyak mempertontonkan sisi hiburan, yang kemudian mengesankan lebih konsumtif. Richard Dyer, mengatakan hiburan merupakan kebutuhan pribadi masyarakat yang telah dipengaruhi oleh struktur kapitalis. Hiburan menyatu dengan makna-makna hiburan dan saat ini didominasi oleh musik. Saat ini musik merupakan perangkat hiburan yang lengkap yang dipadukan dengan berbagai seni lainnya. Hampir tidak dapat ditemui sebuah hiburan tanpa mengabaikan peran musik, sebaliknya musik menjadi sebuah bangunan hiburan yang besar dan paling lengkap. Sehingga komposit dunia musik menjadi sebuah seni pertunjukan profesional yang menghasilkan uang dan menciptakan lapangan kerja yang luas.
Menurut Richard Dyers, hiburan merupakan respons emosi jiwa dan perkembangan implikasi emosi diri, merupakan suatu tanda keinginan manusia yang meronta-ronta ingin ditanggapi dengan memenuhinya.
Prinsip-prinsip yang menonjol dalam hiburan adalah kesenangan yang tertanam dan menjelma dalam kehidupan manusia, sehingga pada saat lain akan menjelma membentuk budaya manusia. Dan akhirnya kesenangan itu menjadi larut dalam kebutuhan manusia yang lebih besar, bahkan kadang menjadi eksistensi kehidupan manusia. Kesenangan juga membuat manusia manja dan terbiasa dengan kehidupan yang aduhai dan serba mengagumkan.
Konteks sosial semacam ini lebih cenderung membawa manusia dalam dunia yang serba tipuan. Maksudnya, kadang kefanaan menjadi sesuatu tujuan yang lebih konkret dari apa yang diperjuangkan oleh manusia itu sendiri. Dan di saat dunia tipuan ini dapat dimanipulasi oleh industri, maka tipuan itu menjadi abadi dalam dunia fana. Contohnya, teknologi film telah sampai pada tingkat di mana kefanaan menjadi sesuatu yang dapat ditangkap oleh indera manusia sebagai kenyataan konkret. Kemajuan teknologi telekomunikasi telah membentuk dunia ini sekecil telur burung merpati. Batas-batas budaya dan negara menjadi musnah. Kekuasaan tertinggi di dunia tidak lagi terletak pada kepemilikan, akan tetapi pada penguasaan.
Dalam dunia kapitalisme, hiburan dan bahkan budaya telah menjelma menjadi industri. Pada konteks ini, Theodore Adorno dan Max Horkheimer mengatakan budaya industri adalah media tipuan. Mereka percaya, bahwa hilangnya kepribadian yang tulus seperti kemampuan menggambarkan keadaan yang nyata karena budaya telah berubah menjadi alat industri serta menjadi produk standar ekonomi kapitalis. Dunia hiburan telah menjadi sebuah proses reproduksi kepuasan manusia dalam media tipuan. Hampir tidak ada lagi perbedaan antara kehidupan nyata dan dunia yang digambarkan dalam film yang dirancang menggunakan efek suara dengan tingkat ilusi yang sempurna sehingga tak terkesan imaginatif.
Proses reproduksi juga terjadi pada saat budaya hiburan mampu mereproduksi tatanan baru dalam interaksi individu dan keluarga di masyarakat. Umpamanya bagaimana sebuah Telenovela mampu mereproduksi hubungan perselingkuhan sebagai bagian yang dulu ditolak masyarakat, saat ini menjadi samar-samar. Keadaan serupa juga tergambarkan secara gamblang dalam film-film Hollywood tahun 2005 yang mengunggulkan kehidupan homoseksual itu justru menjadi film terbaik dan menperoleh Piala Oscar 2006. Kehidupan seksual sejenis yang ditakuti oleh umumnya keluarga, menjadi sesuatu yang tidak termasuk sebagai bahan pertimbangan dalam penilaian baik-buruk sebuah karya seni. Artinya, dalam budaya hiburan, makna bisa saja terlepas dari nilai sebuah benda, dan nilai begitu tidak penting di saat berhadapan dengan makna benda tersebut.
Para sejarawan begitu sulit menentukan kaidah-kaidah dasar tentang kesalahan, sama susahnya dengan menentukan kaidah-kaidah dasar mengenai kebenaran. Kemerdekaan pribadi menjadi ukuran utama dan dalam dunia postmodern, ukuran ini menjadi semakin tidak jelas.

Artikel bermanfaat lainnya:

  1. Interaksi Sosial (Materi Lengkap Sosiologi)
  2. Sosiologi Komunikasi (Artikel Lengkap)
  3. Tugas Sosiologi: Perubahan Sosial Budaya
  4. Sosiologi (Artikel Lengkap)
  5. Pengertian Sosiologi Komunikasi

Copyright © 2009 WELCOME TO MY BLOG All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.