0
hedisasrawan.blogspot.com/2011/10/hidup-diumpamakan-sebagai-sebuah-pensil.html
Posted by Unknown
on
06.07
Hidup Diumpamakan Sebagai Sebuah Pensil
Bagaimana ya jika hidup itu diumpamakan seperti sebuah pensil? Saya menemukan perumpamaanya dari sebuah blog, artikel pendek ini jika anda pahami dan hayati akan sangat menyentuh dan menyadarkan anda.
Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.
"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? Atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai." "Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi.
Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. "Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini." "Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil. Langsung saja kita simak yang pertama:
"Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya" .
Kita tidak boleh takut, jika kita ini sebuah pensil maka berserahlah kepada sang pemakai, agar darinya ada hasil karya yang indah yang bisa dihasilkan.
"Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".
Meskipun kita tidak suka, tetapi kesakitan dan penderitaanlah yang akan membuat kita menjadi maju dan berkembang menjadi lebih bijaksana dan lebih kuat.
"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah.Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Malah, itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar"
Begitu banyak kesalahan dalam hidup yang telah kita buat, jangan pernah jadi menyerah karena kita melakukan kesalahan. Tapi perbaiki dan belajar menjadi lebih baik melalui kesalahan-kesalahan kita.
"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".
Apa yang ada didalam kita yang jauh lebih penting. Orang mungkin akan tertarik dengan penampilan luar kita pada mulanya, tetapi yang membuat mereka akan tetap bertahan dalam hidup kita adalah apa yang ada didalam kita. Don’t look the pencil just from outside. Apakah anda setuju?
"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".
Goresan apakah yang kita tinggalkan dalam hidup kita? Mungkin adalah semua kesalahan yang telah kita perbuat. Ingat, hidup ini bagaikan kertas putih yang masih kosong tidak berisi apa-apa. Jika anda telah salah dalam mengisi kertas itu. Maka hasilnya (hidup) tidak akan bagus, walaupun sudah dihapus (diperbaiki) tetap saja ada noda-noda yang kotor (dosa) yang melekat di kertas (diri kita) itu.
Bagaimana, apa yang anda dapatkan/sadari dari cerita pendek tersebut? Cobalah berkomentar agar semua orang juga mengetahuinya dan siapa tahu ada jalan/solusinya.
Jadi, cobalah untuk belajar seperti pensil. Tetap Semangat!
Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.
"Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? Atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai." "Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi.
Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. "Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini." "Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil. Langsung saja kita simak yang pertama:
"Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya" .
Kita tidak boleh takut, jika kita ini sebuah pensil maka berserahlah kepada sang pemakai, agar darinya ada hasil karya yang indah yang bisa dihasilkan.
"Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik".
Meskipun kita tidak suka, tetapi kesakitan dan penderitaanlah yang akan membuat kita menjadi maju dan berkembang menjadi lebih bijaksana dan lebih kuat.
"Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah.Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Malah, itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar"
Begitu banyak kesalahan dalam hidup yang telah kita buat, jangan pernah jadi menyerah karena kita melakukan kesalahan. Tapi perbaiki dan belajar menjadi lebih baik melalui kesalahan-kesalahan kita.
"Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu".
Apa yang ada didalam kita yang jauh lebih penting. Orang mungkin akan tertarik dengan penampilan luar kita pada mulanya, tetapi yang membuat mereka akan tetap bertahan dalam hidup kita adalah apa yang ada didalam kita. Don’t look the pencil just from outside. Apakah anda setuju?
"Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".
Goresan apakah yang kita tinggalkan dalam hidup kita? Mungkin adalah semua kesalahan yang telah kita perbuat. Ingat, hidup ini bagaikan kertas putih yang masih kosong tidak berisi apa-apa. Jika anda telah salah dalam mengisi kertas itu. Maka hasilnya (hidup) tidak akan bagus, walaupun sudah dihapus (diperbaiki) tetap saja ada noda-noda yang kotor (dosa) yang melekat di kertas (diri kita) itu.
Bagaimana, apa yang anda dapatkan/sadari dari cerita pendek tersebut? Cobalah berkomentar agar semua orang juga mengetahuinya dan siapa tahu ada jalan/solusinya.
Jadi, cobalah untuk belajar seperti pensil. Tetap Semangat!
Posting Komentar